Powered By Blogger

Selasa, 29 Januari 2013


Cara Praktis Menulis Buku Non Fiksi

Dibanding dengan fiksi, buku non fiksi cenderung lebih mudah dibuat. Mudah dalam artian, tak perlu terlalu banyak memeras otak, juga tak perlu kemampuan bermain kata-kata tingkat tinggi. Bahkan, membuat buku non fiksi itu tergolong praktis, sekalipun cukup menyita waktu. 
Berikut langkah praktis untuk membuat buku non fiksi.

1. Langkah pertama, baca buku terlaris/terbaru yang terkait tema
Setelah memilih tema, langkah pertama sebaiknya dilakukan adalah membaca buku terbaru terkait tema yang dipilih. Dengan membaca buku terbaru, kita akan mendapatkan gambaran umum pendekatan apa yang akan dibuat, bagian yang perlu diberi penekanan, hal-hal yang sudah dibahas, bagian mana yang belum disentuh, dll. Selain buku terbaru, kita juga membaca buku terlaris yang terkait dengan tema yang dipilih. Tulis pokok-pokok pikiran penting yang ditemui dalam buku yang dibaca.

2. Baca tulisan di blog/website terkait tema
Membaca posting blog yang khusus membahas topik yang Anda pilih. Selain Tanah Air, tentu tak ada salahnya jika kita juga membaca tulisan yang dibuat blogger/website luar negeri. Sambil membaca, tulis pokok-pokok pikiran atau hal-hal penting yang dibaca ke dalam lembar catatan.

3. Kompilasi catatan
Gabungkan catatan yang dibuat saat membaca buku dan yang didapat dari blog/website. Cari gambar/foto yang bisa mendukung. Foto atau gambar bisa ilustrasi, bisa juga screenshot atau screen capture situs atau web.

4. Buat daftar pertanyaan
Langkah selanjutnya adalah membuat daftar pertanyaan, dengan mengacu ke pokok pikiran yang diambil dari hasil membaca buku dan blog yang telah dikompilasi. Tuliskan 30 hingga 40 pertanyaan yang terkait.

5. Buat pertanyaan untuk masing-masing pertanyaan
Pada masing-masing pertanyaan yang kita pilih, kita buat pertanyaan yang terkait. Pertanyaan ini yang nantinya menjadi sub bab pada bab.

6. Menulis secepat mungkin
Karena yang ditulis baru draft, yang dibutuhkan adalah kecepatan. Jangan merisaukan tata bahasa, salah ketik. Menulislah dulu.
Materi yang ditulis adalah hasil pengolahan dari bahan yang didapatkan dari buku dan tulisan di blog yang sebelumnya dibaca. Editing tahap awal biasanya dilakukan setelah satu bab selesai. Setelah selesai mengedit, saya lanjutkan lagi untuk membuat bab selanjutnya. 

7. Editing itu perlu
Setelah naskahnya selesai, saya kembali melakukan editing. Setiap halaman diperiksa dengan seksama. Selain konteks, saya juga mengedit kesalahan eja atau pengetikan.
Jika buku non fiksi yang materinya diambil dari pengalaman, pendekatan yang diambil mungkin sedikit berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.