Undangan The National Gymnastic Federation Hongkong tidak disia-siakan, bahkan merupakan kesempatan emas bagi dosen unipa yang pernah menjadi Pedel di wisuda 2017 kemarin. Mungkin bagi Eva merupakan kesempatan langka, dan merupakan kerugian jika tidak mengambil bagian di RG international Judges "C" Course ini, apalagi kegiatan ini diselanggaran oleh federasi manca negara. Akhirnya Eva Ferdita Yuhanti, SPd.,MKes. Seorang orang dosen muda yang sangat energetik ini tidak terlalu berpikir panjang untuk meresponsnya. Sebagai seorang pesenam ritmik dan dosen PKO -FKIP dia selalu tergetak niatnya selalu aktif di berbagai acara asalkan bersensasi senam. Memang dilihat dari reputasi tidak diragukan lagi, bahkan selalu kontribusi terhadap perkembangan senang di tanah air. Eva telah berkomitmen akan mengembangkan senam ritmik ini dan akan membidik para generasi "Now" yang masih belia. Rencana Selama seminggu kursus ini diikuti dan pelaksanaannya di Hongkong. Sepulang dari kegiatan ini akan disemaikan di kampus dan akan dijadikan road map perjalanan karir, bahwa untuk menavigasi semua risetnya di ranah senam ini.
Kamis, 30 November 2017
Selasa, 28 November 2017
KAMPUS ADI BUANA SURABAYA BERDUKA
Civitas akademika Universitas Adi Buana berduka, tadi sekitar pukul
22.45 Drs. H. Matadjit, MM, pulang ke Rakhmatullah. Adalah salah satu
pendiri universitas Adi Buana Dalam perjalanan hidupnya, almarhum adalah
Ketua Dewan Mahasiswa IKIP PGRI Surabaya, karirnya diawali sebagai Guru
Sekolah Dasar. Kemudian meningkatkan karirnya, sebagai PNS dan pernah
mengabdi pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Keaktifan di dunia politik sehingga
berkesempatan menjadi anggota legislatif DPRD Kota Surabaya. Sebagai
pendidik selalu memperjuangkan nasib kaum Umar Bakri, sehingga dipercaya
sebagai Ketua PGRI Propinsi Jawa Timur. Sejarah pernah mencatat ketika
melihat nasib guru, memberanikan diri menulis surat himbauan kepada
Presiden yang di lewatkan Sekretariat Negara dan mendapatkan balasan
yang menggembirakan dari pejabat sekretariat negara, Sudi SIlalahi.
HImbauan itu berupa keinginan terdalam agar dana pendidikan dapat
terealisasi sesuai amanat undang undang. Selama hidupnya sangat gemar
berolahraga dan senang kesenian, kepiawaiannya memainkan biola melatari
keinginan mendirikan keroncong di kampusnya. Akhir akhir ini menekuni
kesenian pendalangan , bahkan pernah tampil dalam acara yang sangat
istimewa dengan melakonkan cerita lahirnya sang Bima. Beberapa bukan ini
kesehatannya tampak menurun, dan beberapa kali opname di RS Siloam
Surabaya. Kini telah menghadap yang Maha ESa, dan universitas merasa
kehilangan putra terbaiknya. Selamat jalan Pak Matadjit moga bahagia
disana.
Langganan:
Postingan (Atom)