Powered By Blogger

Senin, 14 Oktober 2019

38 Mahasiswa TEP Unipa Surabaya Timba Ilmu di Malaysia



KUALA LUMPUR- Sebanyak 38 mahasiswa asal Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya sedang menimba ilmu di Malaysia selama 5 hari mulai 9 Oktober hingga 13 Oktober 2019. Selama di Negeri Jiran, para mahasiswa asal Surabaya ini mengikuti acara International Education Workshop di Kampus Universitas Teknologi Mara (UiTM)

Direktur Pascasarjana Unipa Surabaya, Dr. H. Rufii, S.T., S.Si, M.Pd. saat dikonfirmasi, Jum'at (11/10) mengatakan, kegiatan ini diharapakan bisa menambah pengalaman dan perubahan bagi mahasiswa. Terutama, dalam menambah ilmu pengetahuan, skill, komputer dan Informasi Teknologi (IT). Sehingga, lulusan S2 Unipa bisa memiliki pengetahuan lebih dibanding pascasarjana lainnya. "Kegiatan ini untuk meningkatkan profesionalitas lulusan mahasiswa Pascasarjana di Unipa," ungkap Rufi'i.

Lanjut kata Rufi'i menambahkan, selama menimba ilmu para mahasiswa tak hanya mendapatkan materi secara teori dan praktik. Akan tetapi, mereka diajari kekompakkan dan menjaga kebersamaan antar mahasiswa. Diantaranya, makan bersama antara dosen dan mahasiswa higga mencuci piring sendiri-sendiri. "Ini bukti bahwa kita juga menjaga kebersamaan selama di negeri orang lain," imbuh dosen kelahiran Bangkalan, Madura ini.

Di tempat yang sama, Wakil Direktur Pascasarajana Unipa, Dr. H. Ibut Priono Leksono, M.Pd menyampaikan, mahasiswa S2 Tep akan mendapatkan banyak materi selama mengikuti workshop. Mulai belajar kreatif dan inovasi, pencarian bakat dan skil, pemanfaatan IT dan pembelajaran perpustakaan online serta penggunaan ilmu seni dan bahasa.

"Semoga ilmu yang didapat bisa dikembangkan di sekolah masing-masing," harap Ibut sapaan akrabnya.

Sementara itu, mahasiswa sangat antusias mengikuti workshop ini. "Alhamdulillah kegiatan di malaysia ini sangat bermanfaat. Karena teman-teman tak hanya menerima materi teori saja, melainkan juga prkatek," ungkap Amir, salah satu mahasiswa Pascasarjana Tep 2017 yang ikut workshop di Malaysia. (wan/dur)

Unipa Siapkan Virlenda untuk Hadapi Era Industri 4.0



KOMPAK: Dr Ir Paristiyanti Nurwardani MP Direktur Pembelajaran Ditjen Belmawa Kemenristekdikti foto bersama bersama mahasiswa PPG Dalam Jabatan Unipa usai kuliah umum

Surabaya - Guna peningkatan kualitas dan kapabilitas pembelajaran di era industri 4.0, Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya siapkan Virlenda (Virtual Learning Adi Buana Surabaya) yang dapat digunakan untuk e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut disampaikan Rektor Unipa Drs Djoko Adi Walujo ST MM DBA dalam pembukaan Kuliah Umum yang bertajuk  "Urgensi E-Learning dalam Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0". Sabtu, (14/9).

“E-Learning ini sangat penting bisa menerobos waktu, karena dengan Virtual Learning atau Daring mereka bisa kapan saja melakukannya tanpa mereka datang ke kampus, itulah yang diunggulkan,” terangnya.

Komitmen yang tinggi civitas akademik khususnya dosen untuk mematri dirinya, bahwa sekarang di era 4.0 tidak boleh ditawar lagi Daring pembelajaran online, harus menjadi satu tujuan dan itu diutamakan mulai September ini.

Hardware sudah siap yang penting sofwarenya kembali ebiliti untuk membuat daring harus dilakukan di Unipa, termasuk pimpinan dan rektornya.

“Saya kira tahun depan 2020 kita sudah siap untuk kegiatan ini. Nanti kita akan evaluasi di Mei 2020, karena bertepatan dengan dies natalis,” ungkapnya.

Dalam kuliah umum yang digelar secara singkat di Gelora Hasta Brata ini menghadirkan Dr Ir Paristiyanti Nurwardani MP Direktur Pembelajaran Ditjen Belmawa Kemenristekdikti. Paris mengungkapkan, Virlenda yang digagas oleh Unipa akan mendongkrak dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Unipa Surabaya. "Namun keberhasilan e-learning sendiri ditentukan oleh dosen,"ungkapnya.

“Virtual Learning dan E-Learning akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sangat signifikan, karena kalau menggunakan regular Learning mahasiswa akan terbatas oleh waktu tetapi dengan Virtual Learning dan E-Learning dia ada dua puluh empat  jam bisa melihat pembelajaran dan bahan ajarnya, tujuh hari juga mereka bisa mempelajari apa yang ingin dia pelajari,” ujarnya.

Paris juga menerangkan, Legalitas juga sudah di berikan dengan permenristekdikti 51 tahun 2019 tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, jadi disana sudah diatur bagaimana sistem mekanisme dan proses pembelajaran pendidikan jarak jauh.

“Saya sangat yakin karena ada regulasi yang sudah dibuat kita sudah siap juga melakukan monitoring berbagai macam Virtual Learning dan E-Learning ini,” ungkapnya.(*nr)

Tingkatkan Mutu Kepala Sekolah, Unipa Selenggarakan Diklat Penguatan



Bondowoso- Kemajuan teknologi yang tidak terbendungkan lagi mengharuskan seorang kepala sekolah harus bisa menyesuaikan diri dengan resonansi kemajuan teknologi informasi yang demikian pesatnya. Tanpa melakukan itu semua maka kepala sekolah tidak akan mendapatkan sebuah kepercayaan atau untrusted  sebuah kepastian yang akan datang. "Jadi, quality to become you trusted kualitas akan menjadikan kamu terpercaya itu semacam adigium bahwa mutu akan membuat kepercayaan yang luar biasa,"ungkap Rektor Unipa Surabaya Drs Djoko Adi Walujo ST MM DBA usai pembukaan acara Diklat Penguatan Kepala Sekolah Kab. Bondowoso Provinsi Jawa Timur di Hotel Ijen View Bondowoso. Minggu, (6/10)

"Nah, seorang pemimpin harus memiliki modal trusted oleh siapa pun sehingga setiap apa yang dicanangkan, kebijakan yang akan diberikan akan langsung memberikan respons yang positif tidak ada faktor-faktor yang akan menolaknya,"terang Ketua PGRI Pusat tersebut.

Djoko menjelaskan, ada tiga hal yang akan menonjol dalam penguatan kepala sekolah, yakni merawat kualitas, upgrade teknologi informasi, dan update atau pengkayaan dari segala sisi artinya memiliki kompetensi yang utuh tidak hanya kompetensi dibidang keahlian tetapi juga kepribadian.

Penggiat Pramuka ini memaparkan bahwa kepala sekolah harus punya fungsi manajerial bagaimana meminute di sekolah itu. Setidaknya, kepala sekolah setelah melakukan penguatan ini mampu menjadi master piece atau percontohan keteladanan. Penguatan ini sebenarnya harus dilakukan secara continue jadi setiap ada tantangan yang begitu cepat harus ada penguatan kepada kepala sekolah yang tidak hanya dilakukan dengan tatap muka tetapi juga bisa melalui online agar biayanya lebih murah.

Dia berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki semacam website yang isinya tentang penguatan kepala sekolah. "Website itu seperti perpustakaan tentang kualitas dan bisa diambil secara bebas. Di samping murah akan ada suatu aktivitas jadi partisipasi kepala sekolah yang aktif akan semakin meningkat,"imbuhnya.

"Tentunya, ada tahapan yang diawali dengan mengenal teknologi informasi terlebih dahulu kemudian mereka akan melakukan sesuatu dan proses internalisasi atau penghayatan karena teknologi tidak hanya diaplikasikan tetapi juga penghayatan,"kata Sekretaris Kwarnas bidang kerjasama dalam negeri itu.

Djoko AW juga menyatakan, seharusnya pendidikan karakter itu inhern dan  setiap mengawali sesuatu harus ada pendidikan karakternya, mulai dari hal-hal yang paling sederhana saja dulu. Tidak semua orang memahami pendidikan karakter sebab pendidikan ini mempunyai level tertentu.

Sementara itu, Dr Endang Mastuti Rahayu Ketua Diklat Penguatan Kepala Sekolah Kab Bondowoso-Provinsi Jatim mengatakan, kepala sekolah diberikan penguatan terkait pengembangan keterampilan manajerial, supervisi guru dan tendik, pengembangan kewirausahaan, dan pengembangan sekolah berdasarkan 8 standar nasional. Dan proses ini akan berlangsung 71 jam.

"Diklat ini dibagi tiga tahap mulai 6 Oktober s.d. 4 November dengan jumlah peserta 371 orang  mulai tingkat TK, SD, dan SMP yang semuanya berasal dari Kab Bondowoso,"terangnya . Endang mengatakan, diklat ini tujuannya untuk membekali kepala sekolah agar mampu memimpin dan mengelola sekolah, menumbuhkembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dan memiliki performa kepala sekolah yang profesional. Oleh karena itu, peserta yang lulus dalam diklat ini akan mendapatkan sertifikat yang berguna dalam menunjang tugas sebagai kepala sekolah.