Powered By Blogger

Minggu, 20 Januari 2013


Keuntungan DOSEN Penulis Buku AJAR

Dosen yang mampu menulis buku ajar adalah dosen yang profesional. Ia menjadi pribadi yang dapat mengeluarkan isi pikirannya menjadi wacana yang bermanfaat bagi orang lain.
Dosen yang menjadi penulis buku ajar mempunyai keuntungan, yaitu:
1.      Menyebar-luaskan ilmunya dengan cara yang baik. Metode yang sesuai untuk penyebar-luasan ilmu adalah dengan menuliskannya. Seorang penulis buku ajar sebenarnya juga seorang pembelajar. Jika seorang dosen menulis, maka ia tidak hanya mendapatkan keuntungan materi, tetapi akan mendapatkan lebih dari itu, yaitu pahala amal;
2.      Menguasai bahan kajian secara lebih baik. Ketika menulis buku ajar, sebenarnya seorang dosen telah mempelajari bahan-kajian yang akan diajarkan. Secara otomatis, bahan kajian tersebut telah dikuasai dengan lebih baik;
3.      Memperbesar kewibawaan dan kesahajaannya. Seorang dosen yang menguasai bahan kajian dengan baik, ia pasti akan lebih disegani, dihormati, penuh percaya diri dan tampak lebih berwibawa;
4.      Menjadi teladan di lingkungan akademiknya,  tidak hanya “jarkoni” (iso ujar ora iso nglakoni). Ketika telah menunjukkan kemampuannya mengimplementasikan konsep pemikirannya menjadi sebuah buku ajar, seorang dosen akan dikenal dan terkenal di masyarakat akademik;
5.      Memperoleh keuntungan finansial yang lebih dari cukup. Misalnya, pada awal Januari 2008 lalu, pemerintah melalui BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), melakukan sosialisasi penulisan buku ajar. Untuk buku ajar yang dinyatakan lolos, pemerintah akan membelinya dengan harga Rp 100 juta – Rp 175 juta per judul. Transaksi dengan sistem royalti tidak kalah baiknya.
6.      Mengkomunikasikan ide-idenya dengan cara yang leluasa. Ia dapat berbuat banyak hal dengan tulisannya. Kebebasan berekspresi dan mengekspresikan ide-pikirannya akan membuahkan ide-ide lain yang lebih cemerlang. Semakin sering penulis menuangkan ide-idenya, ia akan semakin pandai dan matang dalam menulis;
7.      Seorang penulis dapat menguatkan, menolak, dan memunculkan ide-ide baru, karena ia terus belajar dan mempelajari bahan-bahan kajian sesuai dengan perkembangan ilmu. Ketika menulis buku ajar, akan mengendapkan atau sedimentasi ide-idenya. Penulis akan berupaya mensintesis dan menyelaraskan ide-ide yang ditemukannya. Jika ditemukan keganjilan, penulis akan melakukan pembandingan ilmiah, baik teoritis maupun empiris. Akhirnya, dapat diambil keputusan, apakah ide itu ditolak, dikuatkan, atau justru menemukan ide baru;
8.      Seorang Dosen dapat menemukan metode pembelajaran yang paling tepat. Dengan menulis buku ajar, seorang dosen akan menguasai bahan-bahan kajian. Dengan demikian diharapkan ia juga mampu menemukan metode pembelajaran yang paling sesuai. Penulislah yang tahu apa bahan kajiannya dan bagaimana metode pembelajarannya yang paling tepat;
9.      Berkesempatan luas untuk menjadi pembicara, narasumber, atau tamu pada forum kajian ilmiah. Dengan cara ini, dosen dapat mempromosikan buku ajarnya, mendapatkan sertifikat sebagai pembicara, dikenal dan terkenal, mendapatkan keuntungan materi, mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman, dan lain-lain.
10.  Dosen dapat mengusulkan kenaikan pangkat dan jabatan Guru Besar, seorang dosen dituntut untuk mampu menulis Buku Ajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.