Keuntungan DOSEN
Penulis Buku AJAR
Dosen yang mampu menulis buku ajar adalah dosen yang profesional. Ia menjadi
pribadi yang dapat mengeluarkan isi pikirannya menjadi wacana yang bermanfaat
bagi orang lain.
Dosen yang menjadi penulis buku ajar mempunyai keuntungan, yaitu:
1.
Menyebar-luaskan
ilmunya dengan cara yang baik. Metode yang sesuai untuk penyebar-luasan ilmu
adalah dengan menuliskannya. Seorang penulis buku ajar sebenarnya juga seorang
pembelajar. Jika seorang dosen menulis, maka ia tidak hanya mendapatkan
keuntungan materi, tetapi akan mendapatkan lebih dari itu, yaitu pahala amal;
2.
Menguasai
bahan kajian secara lebih baik. Ketika menulis buku ajar, sebenarnya seorang
dosen telah mempelajari bahan-kajian yang akan diajarkan. Secara otomatis, bahan
kajian tersebut telah dikuasai dengan lebih baik;
3.
Memperbesar
kewibawaan dan kesahajaannya. Seorang dosen yang menguasai bahan kajian dengan
baik, ia pasti akan lebih disegani, dihormati, penuh percaya diri dan tampak
lebih berwibawa;
4.
Menjadi
teladan di lingkungan akademiknya, tidak
hanya “jarkoni” (iso ujar ora iso
nglakoni). Ketika telah menunjukkan kemampuannya mengimplementasikan konsep
pemikirannya menjadi sebuah buku ajar, seorang dosen akan dikenal dan terkenal
di masyarakat akademik;
5.
Memperoleh
keuntungan finansial yang lebih dari cukup. Misalnya, pada awal Januari 2008
lalu, pemerintah melalui BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), melakukan
sosialisasi penulisan buku ajar. Untuk buku ajar yang dinyatakan lolos,
pemerintah akan membelinya dengan harga Rp 100 juta – Rp 175 juta per judul. Transaksi dengan sistem royalti tidak
kalah baiknya.
6.
Mengkomunikasikan
ide-idenya dengan cara yang leluasa. Ia dapat berbuat banyak hal dengan
tulisannya. Kebebasan berekspresi dan mengekspresikan ide-pikirannya akan
membuahkan ide-ide lain yang lebih cemerlang. Semakin sering penulis menuangkan
ide-idenya, ia akan semakin pandai dan matang dalam menulis;
7.
Seorang
penulis dapat menguatkan, menolak, dan memunculkan ide-ide baru, karena ia terus
belajar dan mempelajari bahan-bahan kajian sesuai dengan perkembangan ilmu.
Ketika menulis buku ajar, akan mengendapkan atau sedimentasi ide-idenya.
Penulis akan berupaya mensintesis dan menyelaraskan ide-ide yang ditemukannya.
Jika ditemukan keganjilan, penulis akan melakukan pembandingan ilmiah, baik
teoritis maupun empiris. Akhirnya, dapat diambil keputusan, apakah ide itu
ditolak, dikuatkan, atau justru menemukan ide baru;
8.
Seorang
Dosen dapat menemukan metode pembelajaran yang paling tepat. Dengan menulis
buku ajar, seorang dosen akan menguasai bahan-bahan kajian. Dengan demikian
diharapkan ia juga mampu menemukan metode pembelajaran yang paling sesuai. Penulislah
yang tahu apa bahan kajiannya dan bagaimana metode pembelajarannya yang paling
tepat;
9.
Berkesempatan
luas untuk menjadi pembicara, narasumber, atau tamu pada forum kajian ilmiah. Dengan
cara ini, dosen dapat mempromosikan buku ajarnya, mendapatkan sertifikat
sebagai pembicara, dikenal dan terkenal, mendapatkan keuntungan materi,
mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman, dan lain-lain.
10.
Dosen
dapat mengusulkan kenaikan pangkat dan jabatan Guru Besar, seorang dosen
dituntut untuk mampu menulis Buku Ajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.